Selasa, 27 Juni 2017

Segitiga sama kaki.. (sebuah rindu yang rumit)

Harusnya  semua  tak  boleh  dimulai..

Harusnya  semua  tak  boleh  seperti  ini..

Aku  salah,  kamu  salah,  kekasihmu  juga  salah..
Harusnya  aku  tak  pernah  menggubris  chat   darimu  kala  itu.   Karna  aku  tau,  kamu  hanya  mencariku  saat   kamu  bertengkar  dengan  kekasih mu,  bahwa  aku  hanya  obat   penenang   untukmu.  Bahwa  aku  yang  dijadikan  tepat  bersandarmu.  Harusnya  aku  tak  pernah  mnegizinkanmu  memelukku,  karna  pelukmu  bukan  menenangkan,  tapi  malah  menyakitkan.  Harusnya  aku  sadar,  pelukan  seseorang  yang  sudah  mempunyai  kekasih  itu  lebih  menyakitkan  daripada memeluk  kaktus.  harusnya  aku menghindar  saat kamu usap  kepalaku,  harusnya  ini  semua  tidak  boleh  terjadi  antara  aku  dan  dirimu.

Harusnya  kamu  tak  pernah  meminta  untuk  memelukku,  harusya  kamu  tak  pernah  menghubungiku  duluan  lagi  kala  itu.  Harusnya  semuanya  berakhir  bertahun-tahun lalu..  atau  harusnya  kau  hanya  datang  sekali  ke  rumahku  waktu  itu..  Harusnya....  kamu  tak  pernah  merindukanku.

Dan  untuk  kekasihmu  juga,  harusnya  dia  jangan  pernah  marah  padamu  karna hal  sepele.  dia  harusnya  lebih  mengerti  kamu  dibanding  aku,  dia  harusnya  lebih  percaya  kamu  karna  dia  kekasihmu..  dia  harusnya  yang  dirindukan  oleh  mu.. bukan  aku..

Pacarmu  seharusnya  menjadi  benteng,  membatasi  pertemuan  antara  aku  dan  kamu  kemarin.  Tapi  kemarin,  dia  malah  menjadi  alasan  kita  untuk  bertemu.  Aku  seperti  orang  jahat  kemarin,  tapi  kekasih  mu  pun  bukan  orang  baik.  Dan kamu,  kamu  lebih  jahat dari  kita  berdua.

Aku  baru  sadar,  ternyata  rindumu  itu  tak  nyata,  bahwa  rindumu  itu  hanya  sekedar  alasan  agar  kau  bisa  memelukku  sepuasmu  tanpa  memperdulikan  perasaanku,  ternyata  rindumu  hanya  menjadi  alasan  untuk  kamu  balas  dendam  tentang  sakit  hatimu,  tentang  kekecewaanmu  yang  ku  sebabkan  dahulu.

Aku  terlalu lugu  untuk  menyadarinya  di  awal,  aku  terlalu  bodoh  untuk  berfikir  bahwa  kamu  hanya mempermaikan  di  awal  pertemuan  kita  kemarin.

aku  terlihat  bodoh  di  hadapanmu,  bukan  karna  kamu  mengatakan  kamu  merindukanku  namun  tak  bisa  melepaskan  kekasihmmu,  bukan  karna  kamu  bilang  bahwa  kita  hanya  sebatas  sahabat,  bukan  karna  kamu  memblokir  ku  di Whatsapp. Bukan.  Aku  terlihat  bodoh  saat  aku  mengizinkamu  mdatang  kembali  kerumahku  sendirian,  datang  kembali  ke  kehindupanku  kemarin.  Aku  terlihat  bodoh  saat  aku  mengizinkanmu  memelukku  dengan  penuh  rasa  rindu  yang  kau  karang-karang  sendiri.  Apa  aku  sebodoh  itu  kemarinn dihadapanmu?


Aku   fikir,  semua  kejadian  kamarin  itu  akan  seperti  buih,  yang  akan  hilang  begitu  saja.  Tapi  nyatanya?  Hal  ini malah  menjadi  luka  yang  berdiam  terus  di  hati.  Kau  harus tau,  aku  sudah  coba  membangun  dan  memperbaiki  hatiku  yang  rusak,  dan  kemarin,  kamu   malah  meruntuhkannya  begitu  saja.  Dan  selanjutnya,  ini  akan  menjadi  perjuanganku  dan  hatiku  untuk  memperbaiki  semuanya  seperti  semula  lagi.  Ya,  seperti  sebelum  kau  datang  padaku  lagi.

Jumat, 16 September 2016

LIKE A STAR

kamu harus tau, kalo aku akan selalu seperti bintang..
seperti bintang yang takkan pernah meninggalkan langit
seperti bintang, meski tak tampak karna kondisi alam. 
tapi kamu harus percaya kalo aku akan selalu ada.
seperti bintang, yang akan selalu bersinar, menemani malammu. 
meski ada yang lebih terang daripada diriku.


like a star
kamu seperti langit

Rabu, 07 September 2016

SANG PERINDU

Hujan kembali datang
Melepas dahaga bumi
Melepas keresahan langit
Melepas kerinduan insan di bumi.

“Siapa aku?’
Aku adalah sang perindu
Menari ditengah rinai hujan, itu yang ku mau
Mendengar semua kisah setiap tetesnya,
Menceritakan setiap sabda kerinduan.

“Siapa Aku?”
Aku adalah sang perindu
Rinai hujan slalu ku tunggu,
Beerkeluh kesah kepada setiap tetesnya, itu yang kumau
Menitipkan segala debar kerinduan kepada angin yang mampir.
Bajuku basah,
Hawa dingin menusuk kedalam rasa
Membekukan,
Meretakan,
Lalu pecah berantakan.
Kini sajak rindu ku menjadi tak beraturan
Namun, aku takkan pernah berhenti menulis setiap bait-bait kerinduan.
Dan berharap ‘dia’ dapat membaca dan merasakan.

“Siapa Aku?”
Aku adalah sang perindu.
Aku akan bernyanyi ditengah deras hujan
Bernyanyi tentang kerinduan,
Walau dingin dan sesak yang kurasakan.

#puisi #rindu #kangen #sad 

Minggu, 14 Agustus 2016

Melepaskanmu

Kini aku tahu, posisi ku benar – benar sudah tergantikan olehnya. Mungkin sudah tak ada lagi tempatku dihatimu. Kenapa aku bilang mungkin? Karena aku benar – benar tak tahu apa isi hatimu. Andai aku seperti seto kousuke di film anime mekaku city actor yang bisa membaca pikiran orang lain, mungkin semuanya takkan serumit ini. Mungkin dari awal aku takkan mencintaimu sedalam ini. Takkan sebesar ini menaruh harap dan memberi perhatian kepadamu. Aku salah. Maafkan aku karna aku tak bisa menjadi apa yang kamu.

Aku ingin menyerah. Aku ingin pergi. Namun rasa ini menarik ku kembali. Tapi aku tak bisa menahanmu untuk tetap bersama ku. Tuhan.. apa yang harus kulakukan? Jika melepaskannya adalah jawaban. Bantu aku untuk memenuhi jawaban itu. Karena aku tak bisa jika sendirian.
Izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir. Sebagai kata perpisahan dariku. Mungkin setelah ini aku takkan bisa memelukmu lagi. Karna aku tak bisa bersaing dengan bayangan masalalu mu. Maafkan aku yang hanya diam – diam mencintaimu, memperhatikanmu dari jauh, mendo’akan mu setelah salam dalam solat ku.

Aku akan melepaskanmu mulai saat ini, walau ini sulit akan ku coba. Walau butuh waktu sangat lama, yang entah sampai kapan, aku akan berusaha. Aku hanya ingin kau bahagia. Hanya itu.

Dari seseorang yang sangat mencintamu,
Hanya lewat tulisan atau puisi aku bisa mengenangmu
Terimakasih untuk semuanya.
Aku mencintaimu.

Dan akan selalu begitu.

Jumat, 12 Agustus 2016

Apakah kau sudah lupa ?

Semua cerita Pasti punya akhir. Tapi yang kumau bukan akhir yang seperti ini. Aku telah memperjuangkan kamu sebisaku, menahanmu semampuku, mencintaimu dengan utuh. Namun takdir menjawab lain. Kau memilih pergi, meninggalkanku dengan sejuta kenangan dan pertanyaan. Namu, mengapa kau tak pernah menjawab tanyaku dengan yakin? Jawabanmu selalu saja terselimuti oleh ragumu.

Kau tahu? Aku selalu menaruh harap padamu. Meskipun aku tahu, aku akan tersakiti oleh harapanku sendiri. Cinta yang kurajut utuh untukmu, kau sobek – sobek dengan perlakuanmu.Setidak penting itukah aku untukmu?  Kemana cerita yang selalu kita buat selama 1 tahun 4 bulan itu? Kau orang yang tak mudah lupa untuk hal apapun, tapi apa kamu lupa tentang janji yang kita pegang bersama? Apa kau juga lupa tentang harapan – harapan kita? Aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Apakah kau sudah melupakan aku? Tak pernah kah kau rindu aku walau sedetik? Tak pernahkah kau khawatir pada keadaanku? Tak pernahkah kau sedikit saja merasa ingin bersamaku kembali?

Aku tahu, pertanyaan ini bodoh. Sudah jelas – jelas jawabannya tidak. Tapi mengapa saat kau berkata tidak aku merasa kau sedang berbohong? Apa aku sebodoh ini? Setolol ini? Haaaah sepertinya iya. Kepintaranku tertimbun oleh kebodohan atas rasa sayang ini, atas rasa cinta ini.

Kamis, 30 Juni 2016

Wanita Biasa

aku hanya wanita biasa yang mencoba mencintaimu dengan sempurna. namun aku tak tahu, apakah lelaki sehebat kamu mau mencintai wanita biasa sepertiku?. saat aku merasa cinta ini hanya sepihak, aku hanya bisa diam dan mengagumi dari kejauhan. memperhatikanmu tanpa kau sadari, menatapmu yang tak pernah menatapku kembali. merindukanmu saat malam menemani,

aku hanya perunggu yang mecintai berlian sepertimu. apakah tak pantas jika perunggu bersanding dengan berlian? jika perak yang pantas mendampingimu, lalu aku perunggu bisa berbuat apa? memaksa kau bisa menerimaku? oh tidak! CINTA TAK SEEGOIS ITU.

aku hanya ingin kau tau, jika kau lupa yang mana baju favoritmu, atau kau bingung akan mengenakan baju yang cocok untukmu. tanya saja padaku. jika kau lupa apa makanan kesukaan mu. tanya saja padaku. jika kau lupa jika kau memesan bakso kau harus mencampurkan apa, kau tanya saja padaku. jika kau lupa harum tubuh mu seperti apa, tanya saja padaku. karena aku yang akan menjawab segala pertanyaan mu. karena aku yang sudah tau kebiasaan mu selalu ingat apa yang kamu mau dan apa yang kamu butuhkan.

aku tahu aku bodoh. harusnya aku tau cinta sepihak dari wanita biasa ini tak bisa mendapatkan feedback  dari lelaki sehebat kamu. aku harusnya tau, mecintamu akan semenyakitkan ini. tapi kau harus tau, aku benar - benar mencintaimu...

Rabu, 29 Juni 2016

Kepergianmu


satu tahun kita bersama bukanlah hal yang singkat untuk ku dan membuatku terbiasa tanpa hadirmu selama enam bulan ini. Kebersamaan yang selama ini kita tunjukan kepada orang – orang diluar sana, membuatku enggan untuk ikut duduk meriung bersama mereka. Karena aku takut, mereka menanyakan hal yang tak bisa ku jawab. Pertanyaan – pertanyaan yang tak ingin ku dengar, serta jawaban yang menyedihkan.
Kepergianmu membuat ku mempelajari banyak hal serta membuat ku lupa akan beberapa hal. Entah aku harus berterimakasih atau aku harus mencaci maki. Mungkin keduanya harus kulakukan. 

Tidak!

 tidak! 

Aku tak bisa mengucapkan terimakasih atas rasa sakit dan akupun tak bisa mencaci maki kamu karena pernah membuatku melayang lalu jatuh.

Kepergianmu mengajarkan ku mandiri. Aku mulai melakukan  hal yang biasa kita kerjakan bersama menjadi sendirian. Mengajarkan ku apa arti sabar, saat aku harus menunggumu sekian hari, bulan, tahun, entahlah sampai kapan. Mengajarkanku mengikhlaskan kamu, sumber kebahagianku dipinjam oleh orang lain. Mengajarkan ku bagaimana sakitnya menahan rindu yang tak pernah tersampaikan. Sesak. Pedih. Dan aku merasakan itu.

Kepergianmu membuatku lupa bagaimana caranya bahagia. Membuatku lupa bagaimana caranya tertawa lepas tanpa rasa sepi. Membuatku lupa memikirkan masa depan saat ku melamun, karena aku selalu mengingat kisah kita  dalam lamunanku. Membuatku lupa bahwa janji tak selamanya akan tertepati, hanya orang – orang “ISTIMEWA” yang dapat menepati seluruh janjinya.

Saat ini aku belum terbiasa tanpa hadirmu, rasanya aku masih ditemani oleh sosok mu. Yaaa, sosokmu dalam khayal ku. Bukan kah itu menyakitkan? Kapan kau akan mengerti? Apa kau takkan pernah mengerti? Atau, kau mengerti namun memilih tak menanggapi? Sejahat itukah? Tak pantaskah aku mengaharapkan itu?



Dalam lembaran kertas – kertas imajinasiku
Namamu selalu tertuang didalamnya,
Namun sayangnya, kau tak pernah mau membacanya.