Minggu, 14 Agustus 2016

Melepaskanmu

Kini aku tahu, posisi ku benar – benar sudah tergantikan olehnya. Mungkin sudah tak ada lagi tempatku dihatimu. Kenapa aku bilang mungkin? Karena aku benar – benar tak tahu apa isi hatimu. Andai aku seperti seto kousuke di film anime mekaku city actor yang bisa membaca pikiran orang lain, mungkin semuanya takkan serumit ini. Mungkin dari awal aku takkan mencintaimu sedalam ini. Takkan sebesar ini menaruh harap dan memberi perhatian kepadamu. Aku salah. Maafkan aku karna aku tak bisa menjadi apa yang kamu.

Aku ingin menyerah. Aku ingin pergi. Namun rasa ini menarik ku kembali. Tapi aku tak bisa menahanmu untuk tetap bersama ku. Tuhan.. apa yang harus kulakukan? Jika melepaskannya adalah jawaban. Bantu aku untuk memenuhi jawaban itu. Karena aku tak bisa jika sendirian.
Izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir. Sebagai kata perpisahan dariku. Mungkin setelah ini aku takkan bisa memelukmu lagi. Karna aku tak bisa bersaing dengan bayangan masalalu mu. Maafkan aku yang hanya diam – diam mencintaimu, memperhatikanmu dari jauh, mendo’akan mu setelah salam dalam solat ku.

Aku akan melepaskanmu mulai saat ini, walau ini sulit akan ku coba. Walau butuh waktu sangat lama, yang entah sampai kapan, aku akan berusaha. Aku hanya ingin kau bahagia. Hanya itu.

Dari seseorang yang sangat mencintamu,
Hanya lewat tulisan atau puisi aku bisa mengenangmu
Terimakasih untuk semuanya.
Aku mencintaimu.

Dan akan selalu begitu.

Jumat, 12 Agustus 2016

Apakah kau sudah lupa ?

Semua cerita Pasti punya akhir. Tapi yang kumau bukan akhir yang seperti ini. Aku telah memperjuangkan kamu sebisaku, menahanmu semampuku, mencintaimu dengan utuh. Namun takdir menjawab lain. Kau memilih pergi, meninggalkanku dengan sejuta kenangan dan pertanyaan. Namu, mengapa kau tak pernah menjawab tanyaku dengan yakin? Jawabanmu selalu saja terselimuti oleh ragumu.

Kau tahu? Aku selalu menaruh harap padamu. Meskipun aku tahu, aku akan tersakiti oleh harapanku sendiri. Cinta yang kurajut utuh untukmu, kau sobek – sobek dengan perlakuanmu.Setidak penting itukah aku untukmu?  Kemana cerita yang selalu kita buat selama 1 tahun 4 bulan itu? Kau orang yang tak mudah lupa untuk hal apapun, tapi apa kamu lupa tentang janji yang kita pegang bersama? Apa kau juga lupa tentang harapan – harapan kita? Aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Apakah kau sudah melupakan aku? Tak pernah kah kau rindu aku walau sedetik? Tak pernahkah kau khawatir pada keadaanku? Tak pernahkah kau sedikit saja merasa ingin bersamaku kembali?

Aku tahu, pertanyaan ini bodoh. Sudah jelas – jelas jawabannya tidak. Tapi mengapa saat kau berkata tidak aku merasa kau sedang berbohong? Apa aku sebodoh ini? Setolol ini? Haaaah sepertinya iya. Kepintaranku tertimbun oleh kebodohan atas rasa sayang ini, atas rasa cinta ini.