Selasa, 16 Februari 2016

Cinta Dalam Do'a



Sepertinya...
Tak perlu aku berkicau tentang rasa ku
Tak perlu aku mengumbar kerinduan ku
Tak perlu aku berkoar tentang cintaku..
Untukmuuu...

Bukan karena aku takut cintaku tak berbalas
Bukan karena aku takut rasaku bertepuk sebelah tangan
Tidak !
Bukan !
Aku hanya takut Tuhan ku cemburu

Cukup...
Aku titipkan rasa rindu ku pada Tuhan ku
Aku lantunkan sabda – sabda cinta ku,
Dalam setiap do’a malam ku
Aku sandarkan hati dan perasaan ku,
Pada asal pemberi rasa itu..
Karena aku yakin,
Lantunan sabda – sabda akan cinta ku,
Terangkai menjadi untaian tangga – tangga cintaku,
Menuju hatimu...

Sajak Hati



Harus kemana aku berlari ?
Harus kemana aku bersembunyi ?
Harus ku bawa kemana perasaan ini ?
Semuanya mati,
Semuanya bisu.
Hanya hati yang menahan rasa rindu.
Ingin ku tepis semua rinduku
Ingin ku buang semua rasa cintaku
Namun, malah semakin tenggelam pada rasa itu
Malah semakin menusuk kedalam kalbu.
Haaaahh...
Rumput pun sudah tak sudi bergoyang
Jalanpun melenggang
Suaramu terngiang
Membuatku semakin terkekang

Sudah tak bisa aku berlari
Kaki ku tertancap duri
Perih..
Pedih...
Berdarah..
Aku lelah...
Sayap ku patah..
Harapanku musnah...
Janjimu terenggut oleh dusta
Tak ada agi yang tersisa
Hanya seuntai kenangan,
Sepenggal harapan,
Yang ku rajut dalam asa.

Coklat 30 Agustus PART II


## 1 November 2015
Tepat hari ulang tahun ku, tepat hari kelahiran ku, tepat pukul 12.00 dia hadir, dia datang ke rumahku dengan sejuta hadiah, dengan beribu – beribu kejutan. Kaget, tak percaya, entah apa yang aku rasakan, yang pasti rasanya senang sekali, merasa special. Dia datang ke rumah dengan Kue di kedua tangannya. Kue buatan Ibunya. Tuhaan, aku senang J
Namun, tepat hari ini pula semuanya hancur. Retak. Namun tak pecah. Hubungan kami, memanas. Awalnya aku tak mengerti mengapa dia begitu marah pada ku. Dari awal aku merasa baik – baik saja dengannya, namun di tengah – tengah kami sedang berkomunikasi dia marah hebat kepada ku. Seraaaaam. Aku heran kenapa segitu marahnya dia terhadap ku, dan saat aku tau alasannya, ternyata gara – gara ada yang memberi aku kejutan setelahnya.
        Ya, memang ada seseorang yang datang ke rumah ku setelah dirinya pulang. Restu. Dia datang ke rumah ku untuk memberi ku kejutan. Namun aku sama sekali tak tahu bahwa dia akan datang memberi kejutan, aku sama sekali tak tahu menahu soal ini. Namun Figar marah besar terhadap ku. God! Apa yang telah aku perbuat ? dimana letak kesalahan ku ? tak mungkin aku menyuruh restu dan kawan – kawannya pulang begitu saja. Namun Figar begitu marah, apalgi melihat foto ku tepat saat restu memberi hadiah. Tuhan, aku sungguh tak tahu jika hal ini membuatnya marah. Sungguh aku tak tahu. Tak mungkin aku tak menerima pemberian Restu. Tak mungkin aku menolaknya. Aku menerimanya karena aku menghargainya. Itu saja. Kenapa Figar begitu marah terhadap ku? Aku tak ingin kehilangan Figar, aku tak mauuuuu.
        Namun setelah mendengar Figar marah, tanpa fikir panjang, tampa ganti baju, tampa cuci muka. Bangun tidur aku langsung berangkat kerumah tempat Figar menginap. Aku langsung mintaaa maaf padanya, aku berbicara baik – baik kepadanya. Awalnya dia tak mau mendengarkan perkataan ku. Dia menyuruh ku pulang. Namun aku bersikukuh aku tak mau pulang sebelum dia memaafkan ku. Akhirnya dia ikut dengan ku kembali kerumah ku. Di rumah, ku aku meminta maaf, tanpa terasa air mataku jatuh, begitu pula dengannya. Aku takut kehilangannya Tuhan, ternyata dia juga takut kehilangan ku.
        Akhirnya masalah kami terselesai kan dengan indah J kami masih menjalani hubungan kami dengan baik – baik saja.


## 29 November 2015
Semalam, dia meminta ku untuk menemaninya ke Sukabumi. Kota kelahirannya. Entah mau apa, padahal cuman mau ambil daging. Ya daripada gaada kerjaan, aku ikut. Dia pun memaksa. Aku tak ingin dia marah. Namun aku malu, malu ketemu keluarga besarnya.
Dan keesokan harinya, dia jemput aku pagi – pagi sekali.
“ takut kesiangan” begitu katanya.
Aku masih santai dengan ‘kostum rumah’ ku. Namun, aku cepat – cepat ganti pakaian dan langsung berangkat. Kami berangkat naik motor berdua. Aku deg – degan sepanjang perjalanan. Tak tahu harus melakukan apa disana. Takut salah melakukan sesuatu. Namun dia bilang
“ santai aja sama keluarga aku mah ”. sedikit tenang. Namun tetap saja masih merasa takut.
1 jam 30 menit kami sampai pada rumah kakek Figar dari ayahnya. Untung disana sepi. “Alhamdulillah” kata hati ku, jadi aku tak terlalu tegang. Setelah kami mengobrol – mengobrol, kami lanjut perjalan ke rumah nenek Figar dari keluarga  ibunya. Aku berharap akan sepi seperti rumah kakenya. Ampuuuun, ternyata aku salah -_- ramai sekali rumahnya.
                Sampai sana, aku tak tahu harus berbuat apa. Aneh rasanya. Baru pertama kali aku berkunjung kerumah keluarga besar laki – laki. Amboiii ternyata dia pun baru membawa wanita kerumah nya dan ke keluarga besarnya. Aku rasa benar saat dia bilang aku yang “spesial”.
Aku tak berbincang banyak dengan keluarganya. Hanya sapa – sapa biasa. Karena aku pun tak tahu harus berkata apa dan menanyakan apa. Gugup rasanya. Kami berdua mengobrol, foto – foto, istirahat, dan akhirnya kembali pulang ke rumah. Oh iya, kami juga makan bakso. Kamu tahu ? baksonya itu, murah dan banyak sekali. Euuuuum yummyyyyy :D oh iya, waktu aku di rumah neneknya dan hendak solat, dia memperhatikan ku pakai mukena nenknya. Dia bilang aku cantik. Dia mau foto. Tapi aku larang. Masa mau solat malah di foto? Haha ada – ada saja.
Singkat cerita, kami sampai di rumah ku. Itu sekitar pukul 16.30
Ah cape sekali. Pegal rasanya, namun menyenangkan. Dijalan pulang tadi kami membeli oleh – oleh mochi. Karena dia janji mau beliin mochi. Asiiiiik :D setelah istirahat, kami suap – suapan moci. Ah hari menyenangkan sekali. Kami istirahat bersama di rumah ku. Tanpa sadar aku tidur di pangkuannya. Dan saat bangun aku kaget, kenapa aku bisa tidur di pangkuannya. Dia bilang pegel, tapi dia tak tega membangunkan ku. Ah sabarnya dia ({}) aku menyayanginya ({})
Sekitar pukul 17.30 dia pamit pulang.
Aku khawatir, karena dia cape. Aku takut dia kenapa – kenapa di jalan. Tapi untungnya dia kembali ke rumahnya dengan selamat J
Selepas sampai rumah, dia menghubungi ku. Ah syukurlah dia baik – baik saja. Khawatir ku pun usai.
Saat kami hendak tidur dia mengirim pesan.
“ Hayuu yaaang({})
Slamat malam reftiku yg ku cintaaa:*({})
Makasih banget cintaa buat hari iniii:*:*<3
<3 AKU CINTA REFTIYANA <3 ”
Tuhan, betapa bahagianya aku mendengar penuturannya. Aku pun mencintainya, lebih dari dirinya mencintai ku J



## 6 Desember 2015
        Hari ini dia mengajak ku kerumahnya, entah mau apa. Cuma disuruh main, ketemu ibu sama ayah nya. Haha permintaan yang aneh ya ? ya karena dia memaksa akupun ikut dengannya. Namun awalnya tak di izinkan, namun dia yang izin sama ibu ku, lalu di boleh kan,, euuum senangnya :) saat diberi izin aku langsung ganti pakaian dan langsung berangkat kerumahnya. Ya seperti biasa masih deg – degan datang ke rumahnya, karena ini kedua kalinya :)
Setengah jam..
Ternyata di tengah perjaln hujan deras, padahal sudah hamper sampai. Dan karena tak mungkin kami teruskan, akhirnya kami neduh di depan minimarket. Lucu sekali saat kami neduh, kami rame sendiri hehe. Biasanya kan kalo hujan laper ya? Nah itu yang kami rasakan, ternyata di depan minimarket ada tahu pedas, euuuum yummyyyy. Dia menawari ku mau beli itu atau tidak, ya langsung saja aku jawab “ iya ” :D dia langsung membelinya. Lari. Duuuh perjuangan banget kan yaaa? :D hehe seneng tapi litany, aku jadi tau dia tulus benar – benar menyayangiku.
        Hujan pun reda. Kami melanjutkan perjalanan, tak lama, kurang dari 20 menit kami sampaai rumhnya. Namun tetap saja baju kami basah. Sesampainya di rumahnya langsung diberikan handuk oleh ibunya. Dia menawari kerudung ibunya untuk ku pakai, kan gamungkin yaaa? :D haha malu..
Sudah mengeringkan badan, aku mengobrol dengan ibunya, dia, dan adiknya. Kebetulan ayahnya belum pulang. Tak lama kami mengobrol, ibunya menawari ku untuk makan. Awalnya tak mau, namun Figar maksa, ya jadi aja makan bareng – bareng sama dia. Masa dia mau nyuapin aku depan ibunya? Duuuuh ga  banget ini :D aku pun menolak.
Makan selesai, kami mengobrol lagi dan tak lama ayah Figar pulang. Duh jadi tegang sendiri. Padahal gaakan diapa-apain hahaha dasar aku ini :D
Ayahnya Figar ikut mengobrol bersama kami. Hangat sekali keluarga ini menyambut kami  :) bahagia..
Selepas mengobrol aku mengantar Figar kerumah kakeknya untuk mengantarkan makanan. Aku tak berani masuk. Padahal Figar sudah mengajak. Aku diam saja di luar. “ takut ah ”, itu alas an ku. Ya emang takut beneran si :D
Sesudah itu aku mengantar Figar ke warung. Saat itu sedang hujan. Jadi kami berpayungan berdua. Duuuh kaya apa ya :D tapi senang. Dia menggandeng ku. Aku hanya jawab
“ malu ih bnayak orang, jangan begini ” sambil tertawa.
Dia menjawab “ mana ? orang gaada orang yeeey ”. masih tetep maksa pengan gandeng. Duuuuh dasar. Aku lepasin aja :D
saat kami mau melewati pepohonan, seram sekali, aku langsung bilang
“ jangan lewat sini ih, takut, tuh liat! Gelap banget, gamau takut ” sambil muka takut -_-
Figar malah jawab “ takut apa si ada aku ini. Gaakan kenapa – kenapa. ” sambil memegang tangan ku.
Aku tetap bersikeras gamau lewat situ, akhirnya dia mau ga lewat sini, jadi kami putar balik deh. Saat hamper sampai di warung dia peluk pinggang ku sambil memegang payung lalu bilang
“seneng ih kaya gini sama kamu. Semoga bisa kaya gini terus yaaa. Nanti aku ulang tahun kamu kerumah ya, sambil bawain kue. Kaya aku dulu ke kamau. Awastah ”
“ih jangan kaya gini, malu nanti kalo ada orang. Lagian sosweet amat si pengang2 sambil ujan – ujanan. Hahahaha. Ih gamau ah. Ngapain ? kan ini udah. Malu ah. Kalo urusan kue, beli weh ya? Ribet bikin dulumah -_-” ngeles ku
“ih alabatan, yaudah kalo beli gaudah bawa. Yang penting kakmu kerumah. Awastah” sambil ngancem
“iya gimana entar, gamau janji” jawab ku.
Namun dalam hatiku “tenang aku pasti datang ngasih kejutan. Tunggu aja. Cicipin aja kue dari aku :)” ah aku tak mau menjanjikan sesuatu kepada siapapun, tapi untuk kali ini aku berjanji J so, tunggu aja
Sampai warung. Kami membeli apa yang kami butuhkan. Lalu kami kembali ke rumah. Aku membantu ibu figar mengupas buah (lupa namanya apa, pokonya belum pernah dengar) untuk kami rujak. Eiitttts bukan rujak yang pake sambel ya, tapi rujak yang pake gula :D hehehe
Lama – lama kami mengobrol, ga kerasa sudah jam setengan delapan malam. Aku takut dimarahin ayah ni. Aku bilang aja sama Figar mau pulang, awalnya dia dan ibunya melarang pulang dulu, tapi aku memaksa sama Figar, akhirnya di izinin juga :)
Sejam kemudian, sampai lah kami dirumah. Tuhkan bener ayah marah :(.  Figar tak enak kepada ku. Namun aku bilang, “yaudah gapapa. Terus mau gimana atuh”. Dia bilang dia mau minta maaf ke ayah, namun aku bilang “jangan deh, jangan sekarang. Kalo ayah lagi marah biasanya males ngomong. Gapapa udah :) kamu pulang dulu aja, udah malem :)awalnya dia keukeuh pengen ketemu ayah, aku jelasin akhirnya dia ngerti. Syukurlah..
Tak lama diam di rumah, dia langsung pulang. Tak tega sebenarnya. Namun mau bagaimana lagi. Aku takut.
Tapi hubungan kami baik – baik saja. Sampai satu saat tiba…

## 19 Desember 2015
Hari ini dia berangkat ke pantai bersama teman – teman ku dan keluarga sahabat ku, but without me. Khawatir. Takut. Takut dia bersama yang lain disana, takut dia jatuh hati dengan yang lain disana. Aku takut :’( sepanjang dia pergi ke pantai, aku bete. Aku bete karena aku takut dia sama yang lain L namun apa daya? Ke bete-an ku malah membuatnya pergi. Pergi menjauh. Jauh sekali. Sampai aku tak bisa menjangkaunya.
Namun saat tanggal 23 Desember 2015. Dia mengantarkan ku pulang sehabis bagi raport. Senang rasanya, namun karena aku dalam keadaan marah, aku tak mau menunjukkannya.
Sampai rumah ku, kami saling diam. Dia menyandar di bahu ku. Dia berbisik “aku kangen kamu rei”. Ah aku pun merindukannya. Namun kesal ku mengalahkan rindu ku. Namun tak mengalahkan rasa sayang dan cintaku padanya. Namun dia salah mengartikannya. Dia mengira aku tak pernah mengerti apa maunya, aku selalu mengekangnya. Dia tak tahan dengan ku. Tuhan :’( saakit rasanya saat dia bilang “BOSAN” terhadap ku. Itu kata yang paling kami hindari selama perjalaan kisah kami. Tapi malah dia yang mengingkari. Dia yang mengucapkan kata itu. Mungkin ini titik jenuhnya pada ku, dan dia sudah menemukan kenyamanan baru.
Aku tahu sifatnya, jika dia sudah menemukan kenyamanan, dia tak bisa di ganggu. Ya Tuhan aku takut, aku takut dia pergi dengan hati yang baru.

## 25 Desember 2015
Tuhan, benar ternyata yang aku takut kan. Dia pergi dengan hati yang baru. Membawa setengah hati ku yang masih merindu, membawa hati ku, membawa seluruh harapan ku, membawa semua kenangan yang kami buat. Tak ada lagi yang tersisa untuk ku. Secarik harapan ku pun dia remas dengan tega, setitik sinar cinta ku pun dia redupkan dengan paksa.
“What I must Do Now ?”
Hanya pertanyaan itu yang dapat ku lontarkan dalam hatiku.
Tak tahu lagi harus kemana ku bawa kerinduanku saat rasa itu datang menghampiri? Jika ku bawa kepada pemiliknya, takut dia tebas dengan tega. Harus ku curahkan kemana rasa sayang ini ? diberitahu kepada pemiliknya, takut dihempas begitu saja.
Namun, dia pernah bilang “ I will back, but not now “, aku akan menunggu saat dia kembali. Aku tak akan pergi, bahkan lari. Aku tak akan beranjak barang sehasta pun. I will stay here for waiting him. For come bak to me.
Aku pun ingat dia pernah bilang “I will try rei I will try :)”, tapi aku tak tahu dia akan mencobanya kapan. Aku takut dia sama sekali tak ada niat  untuk mencobanya. Namun aku selalu percaya akan ucapannya. Aku akan menunggu 
Bodoh memang, tak apa. Jika menjadi bodoh bisa mempertahankan rasa ini, bisa mengenang kisah – kisah indah bersamanya, bisa mencintainya dengan tulus, aku ingin menjaadi bodoh selamanya. Karena aku tahu, rasa ini tulus, karena aku tahu rasa ini begitu indah :)
Entah akan kemana setelahnya kisah ini berjalan, akan kah menemui jalannya? Atau malah menemukan jalan buntu? Entah…, aku hanya hanya bisa menunggunya. Menunggu setitik cahaya itu kembali, menunggu lipatan kertas yang telah dia remas. Walau tak bisa kembali seutuhnya dan dengan sempurna. Aku akan menunggu.


Selasa, 09 Februari 2016

Quote LONDON LOVE STORY

"Aku Pernah Cinta sama Orang 
Yang Bikin Rasa Cinta Itu jadi Benci"

Dan kau tahu rasanya mencintai untuk membenci itu? sulit, sakit. tapi yang sulit itu bukan berarti tidak bisa. Mungkin dengan cara ini aku bisa melupakannya.

"Look My Eyes, 
semua udah kosong. udah ga ada perasaan apa - apa lagi.
Semuanya udah mati, hati aku udah mati.
Kamu yang udah bikin hati aku mati"

 Entah apa yang dirasakan, semuanya telah  mati. hati aku udah mati. aku tak bisa merasakan apa - apa lagi.
Rasanya Jatuh Cinta Pun, yang kata orang sejuta rasanya, aku tak bisa merasakannya lagi. hati aku Kosong, Hampa!

"Tolong Jangan Bikin Aku jadi Pengecut Untuk Kedua Kalinya" 

Aku Sekarang Menjadi Pengecut, aku bersembunyi dari sakit dan masa lalu.
susah untuk keluar dari persembunyian ku.
saat aku keluar pun aku harus memakai topeng.
agar tak ada seorang pun yang tahu tentang rasa ini. 

"Aku Bener - Bener Gabisa Ngebayangin gimana ngejalanin hidup tanpa kamu,
kehilangan kamu itu jauh lebih mengerikan dibandingkan kehidupan itu sendiri"

Aku ga bisa bayangin hidup tanpa kamu seperti apa, pasti menyedihkan.
warna semuanya hilang. tak ada lagi yang tersisa. hanya hitam pekat yang ku dapat.
tolong kembalikan warna ku yang telah kau bawa saat kau pergi.

  
"Kita dipertemukan karena sebuah alasan, dan alasan itu bernama cinta
sampai kamu menghancurkannya tanpa alasan"

 kamu telah menghancurkan harapan dan semua khayalku tentang kita. tak ada lagi teh disaat aku lelah menulis.
tak ada lagi koopi saat kau lelah dengan tugas mu.

"Aku Tak ingin Jatuh Cinta,
Karena Jatuh Cinta Itu Sakit"

aku baru tahu rasa sakitnya jatuh cinta. 
dan kau tahu ? itu membuat  separuh semangat ku hilang.


"Kita Berfikir Tuhan slalu kasih kita orang yang salah, 
tapi saat kita melakukan kesalahan Tuhan pasti kasih kita orang yang bener.
Karena Tuhan sayang sama kita " 


" Aku Pengen Kehidupan Aku kembali, 
disaat aku belum ketemu kamu"

Seperti dulu sebelum aku merasakan sakitnya jatuh cinta.
saat aku memperhatikan mu diam - diam. yang hanya bisa melompat kegirangan saat kau lewat. au lebih baik seperti itu. dibanding saat ini. 

PERPISAHAN

Sahabat...
tiba saatnya kita melepaskan genggaman
tergantikan oleh rangkulan dan pelukan
diakhiri tangisan dan jabatan tangan
penanda akan sebuah perpisahan
meninggalkan untaian kenangan
yang takkan hilang di telan zaman

Sahabat...
ingatkah kau ?
saat pertama kau sapa aku ?
dikala aku sendiri tertutup malu
saat pertama kau tertawa bersamaku ?
membuat wajahku merah bersemu
saat pertama kau menangis bersamaku ?
dikala aku tersandung pilu

Sahabat...
aku tak mengerti,
mungkin tak ada seorang pun yang dapat mengerti
mengapa waktu begitu tega merampas kebersamaan ini

Wahai Sang Waktu..
aku mohon,
sekali ini saja kau dengar aku
tolong berhenti barang semenit
biarkan aku menikmati kebersamaan ini, lebih lama....
agar tak ada yang terlewatkan

Sahabat..
Kau tahu ?
kini hatiku akan dihujani rindu
dan tak ada yang bisa menghentikan itu
aku hanya bisa berteduh pada masa lalu
lantunan nada - nada akan rindu
mengalun lembut dalam ingatan
terangkai menjadi sebuah melodi syahdu
yang dapat menentramkan kalbu

Sahabat...
sudah saatnya kita berpisah
satu pesan ku..
jangan pernah berhenti merajut asamu..
biarkan rajutan asa itu,
menjadi busana kesuksesanmu
mari kita lantunkan do'a dalam setiap langkah
dan kelak, dikala hati kita merindu
kita titipkan salam rindu
pada nyanyian angin yang mengalun merdu
pada dewi malam yang sinarnya merayappada celah - celah jendela hati kita....